Rabu, April 02, 2008

Manfaat Teh

SEJARAH TEH
Kisah SHEN NUNG (Sumber: http://www.sosro.com/)

Negeri Cina dipercayai sebagai tempat kelahiran tanaman Teh. Kisah yang paling banyak diikuti tentang asal usul Teh, adalah cerita tentang Kaisar Shen Nung yang hidup sekitar tahun 2737 sebelum masehi. Kaisar Shen Nung juga disebut sebagai Bapak Tanaman Obat-Obatan Tradisional Cina saat itu. Konon kabarnya, pada suatu hari ketika sang Kaisar sedang bekerja di salah satu sudut kebunnya, terlebih dahulu ia merebus air dikuali di bawah rindangan pohon. Secara kebetulan, angin bertiup cukup keras dan menggugurkan beberapa helai daun pohon tersebut dan jatuh kedalam rebusan air dan terseduh. Sewaktu sang Kaisar meminum air rebusan tersebut, ia merasa bahwa air yang diminumnya lebih sedap daripada air putih biasa, dan menjadikan badan lebih segar.
Daun yang terseduh kedalam rebusan air sang Kaisar adalah daun Teh. Dan sejak saat itu teh mulai dikenal dan disebarluaskan.


Tanaman Teh

Tanaman Teh dengan nama latin Camelia Sinensis, yang masih termasuk keluarga Camelia, pada umumnya tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antara 200 s/d 2.000 meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14 s/d 25 derajat celsius. Ketinggian tanaman dapat mencapai 9 meter untuk Teh Cina dan Teh Jawa, sedangkan untuk Teh jenis Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter. Namun untuk mempermudah pemetikan daun-daun Teh sehingga mendapatkan pucuk daun muda yang baik, maka pohon Teh selalu dijaga pertumbuhannya ( dipotong ) sampai 1 meter. Karena tanaman Teh semakin berkembang menjadi tanaman perdagangan, maka jenis tanaman Teh juga berkembang menjadi beraneka ragam. Keragaman ini adalah hasil dari penyilangan berbagai jenis tanaman Teh serta pengaruh tanah dan iklim yang menghasilkan hasil panen yang berbeda. Hingga saat ini, seluruh dunia kurang lebih terdapat 1.500 jenis Teh yang berasal dari 25 negara yang berbeda. Namun jenis Teh pada dasarnya hanya terdiri dari 3 kelompok utama :

Teh Hitam ( Black Tea )
Teh hitam adalah teh berwarna hitam kecoklat-coklatan, bercita rasa kaya, yang dihasilkan lewat proses fermentasi.
1. Proses Pelayuan
- Menggunakan kotak untuk melayukan daun (Whithering trought), merupakan kotak yang diberikan kipas untuk menghembuskan angin ke dalam kotak.
- Pembalikan pucuk 2 - 3 kali untuk meratakan proses
pelayuan.
2. Proses Penggilingan
Bertujuan untuk memecah sel-sel daun, agar proses fermentasi dapat berlangsung secara
merata.
3. Proses Pengeringan
- Menggunakan ECP drier (Endless Chain Pressure drier) & Fluid bed drier.
- Kadar air produk yang dihasilkan 3 - 5 %

Teh Hijau ( Green Tea )
Adapun teh hijau ialah teh berwarna hijau yang dihasilkan melalui proses pengukusan cepat untuk menghambat terjadinya perubahan warna daun dan terjadinya fermentasi.
1. Proses Pelayuan
- Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh ditebar &
diaduk-aduk untuk mengurangi kandungan air yang
terbawa pada daun.
- Setelah itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun
tersebut pada silinder panas ± sekitar 5 menit (sistim
panning) atau dilewatkan beberapa saat pada uap panas
bertekanan tinggi (sistim steaming), proses pelayuan ini
bertujuan untuk mematikan aktivitas enzim sehingga akan
menghambat timbulnya proses fermentasi.
- Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60 - 70 %.
2. Proses Pendinginan
Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui proses
pelayuan.
3. Proses Penggulungan daun
- Menggunakan mesin Jackson, bertujuan untuk memecah sel-sel daun sehingga teh yang
dihasilkan akan mempunyai rasa yang lebih sepet.
- Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada proses pembuatan teh hitam,
tetapi untuk proses pembuatan teh hijau daun yang dihasilkan sedapat mungkin tidak
remuk / hanya tergulung, dan mempunyai rasa yang lebih sepet. Proses penggulungan
berkisar antara 15 - 30 menit.
4. Proses Pengeringan
- Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan ECP drier,
kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan rotary drier.
- Proses pengeringan pertama akan menurunkan kadar air menjadi 30 - 35 %, dan akan
memperpekat cairan sel. Proses ini dlakukan pada suhu sekitar 110° - 135° C selama ± 30
menit.
- Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk gulungan daun, suhu yang
dipergunakan berkisar antara 70° - 95° C dengan waktu sekitar 60 - 90 menit.
- Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar air 4 - 6 %.
5. Proses sortasi
Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan berbagai kualitas mutu :
a. Peko (daun pucuk).
b. Jikeng (daun bawah / tua).
c. bubuk / kempring (remukan daun).
d. tulang.

Teh Oolong ( Oolong Tea )
Teh tersebut adalah gabungan teh hitam dan teh hijau. Teh tersebut difermentasi dengan cepat, sesudah dan sebelum penggulungan. Warna daunnya setengah coklat. .
Proses pembuatan teh oolong ( teh semi fermentasi ):
1. Daun teh segar (kadar air 75 - 80 %)
2. Pelayuan dengan sinar matahari ( 90 menit )
3. Pelayuan dan pengayakan dalam ruangan (4-7 jam )
4. Pengeringan I dengan sistim Panning ( proses tersebut dilakukan dengan cara
melewatkan daun pada lorong / silinder panas (suhu permukaan 300° - 350° C),
dengan tujuan untuk menghambat proses oksidasi enzimatis.
5. Penggulungan ( 5-12 menit )
6. Pemotongan
7. Pengeringan II.

MANFAAT TEH
(Sumber : http://www.kompas.com/kesehatan/news/0604/29/033247.htm)
Teh memasok beberapa zat gizi mikro (terutama fluor dan vitamin K) dan fitokimia, khususnya polifenol flavonoid, senyawa antioksidan yang banyak dijumpai dalam tanaman obat. Teh mengandung beberapa polifenol flavonoid, yaitu flavanol dan flavonol. Jenis teh, macam dan kandungan polifenol flavonoidnya, dapat dilihat dalam tabel.

Teh juga mengandung asam-asam amino, terutama theanine. Riset memperlihatkan bahwa theanine dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dengan merangsang sel-sel T. Efek ini replicated dengan konsumsi teh yang lazim pada manusia (5-6 cangkir atau 1185-1422 ml per hari).
Walaupun terdapat bukti kuat bahwa teh melindungi dari kanker yang diinduksi secara kimia pada hewan percobaan, tetap belum jelas apakah minum teh menurunkan risiko kanker pada manusia.
Namun, sejumlah studi lain menunjukkan, konsumsi teh dapat meningkatkan kepadatan tulang, mengurangi risiko batu ginjal, mengurangi risiko kerusakan dan lubang-lubang pada gigi. Ekstrak teh hitam meningkatkan konsentrasi fluor di permukaan gigi dan menurunkan cariogenicity dari pola makan yang berkadar gula tinggi.

Kurangi penyakit jantung
Banyak penelitian epidemiologis yang sudah menguji hubungan antara minum teh dan risiko penyakit kardiovaskuler (penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah). Meta-analisis yang menggabungkan data dari 10 riset kohor prospektif dan tujuh studi kasus kontrol menyimpulkan, peningkatan dalam konsumsi teh tiga cangkir besar (710 ml) setiap hari berkaitan dengan penurunan 11 persen dalam risiko infark -- kematian jaringan karena gangguan perdarahan-- otot jantung.
Turunkan kepikunan
Studi terbaru dilaporkan Kuriyama dan sembilan koleganya dalam American Journal of Clinical Nutrition Februari 2006, memperlihatkan bahwa teh hijau dapat membantu mengurangi risiko demensia (kemunduran fungsi berpikir).
Penelitian itu dilakukan terhadap 1.003 orang Jepang berumur 70 tahun ke atas. Para peneliti menemukan, orang-orang yang minum teh hijau dua cangkir (200 ml) atau lebih setiap hari mengalami lebih sedikit kemunduran fungsi berpikir dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi teh hijau lebih sedikit.

Cara Menyeduh Teh
Agar manfaat kesehatan teh dapat diperoleh secara optimal, di samping jumlah yang diminum, cara menyeduh teh perlu pula diperhatikan.
Kandungan flavonol, khususnya kuersetin, teh hitam yang diseduh dari bahan teh celup (dibuat dari daun-daun teh yang lebih kecil atau telah hancur) umumnya lebih tinggi daripada teh hitam yang diseduh dari teh serpihan (dibuat dari dedaunan teh yang lebar-lepas).
Studi Hertog dan kawan-kawan menunjukkan, teh hitam yang diseduh dari teh celup 4-5 gram mengandung kuersetin 17-25 mg/l, sedangkan teh hitam yang diseduh dari teh serpihan mengandung kuersetin lebih rendah (10-13 mg/l).
Kadar flavonoid dalam teh oolong biasanya lebih rendah (5-13 mg/l) daripada kandungan flavonoid teh hitam. Adapun jumlah flavonoid yang dijumpai pada seduhan teh hijau sebanding dengan kadar rata-rata flavonoid yang ditemukan dalam teh hitam.
Flavonoid yang dihasilkan teh hitam agak lebih tinggi bila waktu penyeduhan diperpanjang hingga 10 menit, tetapi tidak meningkat lagi sesudah 10 menit.
Waktu penyeduhan teh selama 20 menit, sebagaimana lazim dilakukan di beberapa negara seperti Inggris, tak mengakibatkan peningkatan penting dalam kandungan flavonoid yang dihasilkan. Teh yang diseduh dengan menuang 500 ml air mendidih pada 5 gram daun teh—dengan lama penyeduhan lima menit—mengandung flavonoid-gabungan 30-40 mg/l.
Kendati sarat manfaat kesehatan, konsumsi teh kental dan lebih banyak dari jumlah itu dapat sedikit menimbulkan masalah, terutama untuk orang yang konsumsi zat besinya rendah. Ini karena, tanin yang terkandung dalam teh dapat mengganggu penyerapan zat besi dalam tubuh. Zat besi berikatan dengan tanin membentuk ikatan kompleks yang tidak larut pada sistem pencernaan makanan. Akibatnya, zat besi tak dapat diserap oleh tubuh dan akan dikeluarka. Bagi orang yang tak ada masalah dengan anemia gizi besi, minum teh jelas lebih banyak manfaatnya dibandingkan dengan mudaratnya. Penelitian modern yang dipaparkan di atas memperkuat pepatah kuno drinking tea each day will starve the doctor (minum teh setiap hari akan mengurangi kunjungan kita ke dokter).n via feses (tinja). Ini dapat menyebabkan timbulnya anemia karena kurang zat besi.

0 komentar:

 
Free Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesAgence Web MarocMusic Videos OnlineFree Website templateswww.seodesign.usFree Wordpress Themeswww.freethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree CSS Templates Dreamweaver